Fenomena batu menangis Garut beberapa waktu lalu, warga Kampung
Pananjung, Tarogong Kaler, Garut, Jawa Barat, sempat menemukan batu yang
mirip wajah manusia. Mulanya, batu tersebut sempat diduga sebagai
peninggalan masa prasejarah. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten
Garut, Jawa Barat, kemudian menyelidikinya. Akhirnya mereka menyatakan,
temuan batu besar dengan ukiran menyerupai wajah manusia bukan dibuat
oleh manusia zaman dahulu, melainkan faktor alam.
"Saya sudah meninjau ke lokasi dan melihat batunya langsung dan itu saya
kira karena faktor alam, bukan dibuat oleh manusia," kata Kepala Bidang
Kebudayaan dan Kepurbakalaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
Kabupaten Garut, Warjita di Garut.
Berdasarkan berita Antara, hari ini, batu tersebut merupakan hasil
muntahan Gunung Guntur antara abad 18 dan 19. Diameter batu itu sekitar 2
meter. Batu memiliki permukaan yang menyerupai dua mata, hidung dan
mulut sehingga tampak seperti wajah manusia.
Warga setemnpat menyebutnya "batu menangis". Sebabnya, pada tahun 2009
dan 2011, warga menjumpai bahwa batu tersebut mengeluarkan air.
Meskipun dianggap unik oleh warga, Warjita mengatakan bahwa hal itu
sebenarnya alamiah. "Jadi ukirannya tidak ada unsur dibuat atau
perbuatan manusia pada zaman terdahulu," kata Warjita.
Faktor yang memperkuat kesimpulan bahwa batu adalah fenomena alam adalah
tak adanya benda-benda lain yang memiliki nilai sejarah di sekitar
lokasi. Batu itu sendiri baru terlihat setelah warga mengeringkan sebuah
kolam untuk dijadikan lahan pertanian.
Menurut warjita, batu tersebut sebenarnya tidak begitu mirip dengan
wajah manusia. Seperti pemandangan kawah di Merkurius yang mirip Mickey
Mouse, anggapan kemiripan batu dengan wajah manusia bisa dikatakan
sebagai pareidolia. Otak manusia menyimpan memori tentang rupa dan
bentuk tertentu. Manusia bisa menilai bahwa objek tertentu memiliki
kemiripan dengan apa yang dibayangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar